ketulusan seorang ibu

Jumat, 22 Mei 2015

Menuntut ilmu

Diantara perkara mulia yang hendaknya menjadi kesibukan kita adalah menuntut ilmu.Karena ilmu yang bersumber adalah cahaya dan pelita bagi pemiliknya. Bismillah. Berikut ini adalah beberapa ayat Al Qur'an tentang ilmu pengetahuan untuk menambah pengetahuan kita dan semangat kita dalam menuntut ilmu sekaligus mengamalkan ilmu tersebut. Semoga kita termasuk orang orang yang beruntung dan diridhai Allah


يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا إِذا قيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَ إِذا قيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَ الَّذينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجاتٍ وَ اللَّهُ بِما تَعْمَلُونَ خَبيرٌ
 Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu berlapang-lapanglah pada majlis-majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan melapangkan bagi kamu. Dan jika dikatakan kepada kamu ; Berdirilah ! ", maka berdirilah Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang~rang yang diberi ilmu beberapa derajat ; Dan Allah dengan apapun yang kamu kerjakan adalah Maha Mengetahui.



Rasulllah bersabda:

اطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ 

 "Tuntutlah Ilmu Walaupun Sampai Ke Negeri Cina" dan "Menuntut ilmu hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim" (HR.Muslim).

رواه إبن عبد البر)) طَلَبُ اْلعِلْمَ فَرِيْضِةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ
Artinya :
Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat”(HR. Ibnu Abdil Bari)
Secara jelas dan tegas hadits di atas menyebutkan bahwa menuntut ilmu itu diwajibkan bukan saja kepada laki-laki, juga kepada perempuan. Tidak ada perbedaan bagi laki-laki ataupun perempuan dalam mencari ilmu, semuanya wajib. Hanya saja bahwa dalam mencari ilmu itu harus tetap sesuai dengan ketentuan Islam.
Kewajiban menuntut ilmu waktunya tidak ditentukan sebagaimana dalam shalat, tetapi setiap ada kesempatan untuk menuntutnya, maka kita harus menuntut ilmu. Menuntut ilmu tidak saja dapat dilaksanakan di lembaga-lembaga formal, tetapi juga dapat dilakukan lembaga non formal. Bahkan, pengalaman kehidupanpun merupakan guru bagi kita semua, di mana kita bisa mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang terjadi di sekeliling kita. Begitu juga masalah tempat, kita dianjurkan untuk menuntut ilmu dimana saja, baik di tempat yang dekat maupun di tempat yang jauh, asalkan ilmu tersebut bermanfaat bagi kita. Nabi pernah memerintahkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu walaupun sampai di tempat yang jauh seperti negeri China. Hadist tersebut menyatakan bahwa kita wajib  mencari ilmu dimanapun tempat kita berada dan itu berupa tanda dari allah bahwa ilmu itu sangat anjurkan untuk didapatkan walaupun seberpa jauhnya harus diapakan ilmu tersebut ,  maka ketika kita berpijak di suatu negeri, maka carilah ilmu di negeri tersebut.
Selain itu menuntut ilmu itu tidak mengenal batas usia, sejak kita terlahir sampai kita masuk kuburpun kita senentiasa mengambil pelajaran dalam kehidupan, dengan kata lain Islam mengajarkan untuk menuntut ilmu sepanjang hayat dikandung badan. Sebagaimana tercantum dalam hadits nabi :
أُطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ الْمَحْدِ إِلَى اللَّهْدِ (رواه مسلم)
Artinya


“Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat”(HR. Muslim)


 Perlunya Mendapatkan Ilmu
  Seseorang yang bercita-cita untuk mencari ilmu hendaklah sebagai langkah pertama
menjalani proses mensucikan jiwa; tanamkan  ketaqwaan (takut kepada Allah) dalam
jiwanya, bebaskan dirinya dari niat yang tidak benar dan bermotifkan keduniaan semata, dan selalulah melihat dan menilai diri sama ada ilmu yang di dapati untuk tujuan keduniaan. Seseorang
juga hendaklah ingat bahwa takut kepada Allah atas kebermanfaatan ilmu didapatkannya, hendaklah ilmu tesebut digunakan untuk hal yang menguntungkan untuk membantu sesama.
  Di setiap langkah menuntut ilmu, kamu hendaklah merenung dan memikirkan
dengan mendalam kepada yang menjadi tujuan utama dibalik menuntut ilmu. Tanyalah
diri kamu: Mengapa saya menuntut ilmu? Adakah untuk mendapatkan pekerjaan yang
lebih baik, untuk bertanding dengan kawan atau kumpulan, untuk mendapat anugerah,
ijazah atau kedudukan social? , adakah kamu menuntut untuk menulis buku dan kertas kerja dan membuat syarahan-syarahan umum supaya dipuji sebagai lelaki atau wanita berilmu? Atau hanya untuk keridhaan Allah dan berbakti kepada makhlukNya? 
  Ilmu yang kamu dapati seharusnya memimpin kamu menjadi lebih bertaqwa,
melakukan amalan yang ikhlas dan menjadikan kamu mencintai dan lebih takut kepada
Allah dengan bertambahnya ilmu. Perhatikan tingkah laku kamu ketika kamu mendapatkan ilmu Adakah menjadikan kamu lebih rendah hati dan lebih bersabar terhadap  rekan dan teman? Atau adakah menjadikan kamu lebih sombong, bongkak dan suka berbalah atau malah menjadi riya akan ilmu tersebut ?  Adakah menjadikan kamu cemburu atau iri kepada mereka yang lebih
ilmunya dari kamu? ingatlah kesombongan  atau perasaan iri akan merusak jiwa kamu dan merupakan tahapmu menuju kehancuran karna kita mencari ilmu tujuan utamanya adalah mencari keridhoan allah, ilmu tersebut akan kita bawa sampai kita tutup usia nantinya, seharusnya kita berpedoman   "seperti ilmu padi", pepatahnya berbunyi "
Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk artinya:
  1. semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya
  2. kalau sudah pandai jangan sombong, selalulah rendah hati
  Ketika mengikuti jalan ilmu, kamu hendaklah berserah kepada Tuhan, hormati guru,
dan jangan malu untuk mendapatkan ilmu dari yang lebih muda dari kamu. Simak dan
fikirkan semula apa yang kamu telah pelajari. Selalulah berdoa kepada Allah supaya
membantu kamu dengan rahmatNya dan mengilhamkan ide-ide yang baik, dan
melindungi kamu dari menggunakan ilmu untuk mendapatkan kepentingan dunia dan
bermotif untuk diri sendiri.

Menuntut ilmu merupakan bagian dari Jihad. Jihad ternyata bukan hanya dengan berperang mengangkat senjata.Bahkan sebagian ulama berkata bahwa jihad dengan ilmu ini lebih utama daripada dengan senjata. Karena setiap jihad mesti pula didahului dengan ilmu.
Jihad dengan senjata pun harus berbekal ilmu. Tidaklah bisa seseorang berjihad, mengangkat senjata, mengatur strategi, membagi ghonimah (harta rampasan perang), menawan tahanan melainkan harus dengan ilmu. Ilmu itulah dasar segalanya”. (Syarh Riyadhus Sholihin, 1: 108)

Penutup:
  Imam Ali (as) berkata: "Seorang yang keluar untuk mendapatkan ilmu adalah
seperti seorang yang berjuang di jalan Allah” [Al-Majlisi, Bihar al-Anwar, jilid 1,
ms 179]



Hadist Rasulullah tentang Ilmu


1. Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat. (HR. Ar-Rabii')

2. Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu raka'at. (HR. Ibnu Majah)

3. Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)

4. Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR. Ath-Thabrani)

5. Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka ... neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

6. Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang 'abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )

7. Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim)

8. Duduk bersama para ulama adalah ibadah. (HR. Ad-Dailami)

9. Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?" Nabi Saw menjawab, "Majelis-majelis taklim." (HR. Ath-Thabrani)

10. Apabila muncul bid'ah-bid'ah di tengah-tengah umatku wajib atas seorang 'alim menyebarkan ilmunya (yang benar). Kalau dia tidak melakukannya maka baginya laknat Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Tidak akan diterima sodaqohnya dan kebaikan amalannya. (HR.Ar-Rabii')

11. Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka. (HR. Abu Dawud)

12. Seorang alim apabila menghendaki dengan ilmunya keridhoan Allah maka dia akan ditakuti oleh segalanya, dan jika dia bermaksud untuk menumpuk harta maka dia akan takut dari segala sesuatu. (HR. Ad-Dailami)


13. Yang aku takuti terhadap umatku ialah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. (HR. Abu Dawud)

14. Yang aku takuti terhadap umatku ada tiga perbuatan, yaitu kesalahan seorang ulama, hukum yang zalim, dan hawa nafsu yang diperturutkan. (HR. Asysyihaab)

15. Celaka atas umatku dari ulama yang buruk. (HR. Al Hakim)

16. Barangsiapa dimintai fatwa sedang dia tidak mengerti maka dosanya adalah atas orang yang memberi fatwa. (HR. Ahmad)

17. Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat. (HR. Al-Baihaqi)

18. Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah pencuri. (HR. Ad-Dailami)

19. Seorang ulama yang tanpa amalan seperti lampu membakar dirinya sendiri (Berarti amal perbuatan harus sesuai dengan ajaran-ajarannya). (HR. Ad-Dailami)

20. Termasuk mengagungkan Allah ialah menghormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua yang muslim dan para pengemban Al Qur'an dan ahlinya[1], serta penguasa yang adil. (HR. Abu Dawud dan Aththusi)

21. Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (Mutafaq'alaih)


22. Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri. (HR. Ath-Thabrani)

23. Maafkanlah dosa orang yang murah hati, kekeliruan seorang ulama dan tindakan seorang penguasa yang adil. Sesungguhnya Allah Ta'ala membimbing mereka apabila ada yang tergelincir. (HR. Bukhari)

24. Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta. (HR. Abu Na'im)





Catatan Kaki:

[1] Pengemban Al Qur'an dan ahlinya termasuk pembaca, penghafal, ahli tafsir, dan penegak ajaran Al Qur'an.

Sumber: 
1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press
http://subhanhadikusuma.blogspot.com/2012/10/hadist-rasulullah-tentang-ilmu_30.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar